Hujan dan Secangkir Kopi di Bulan Desember




Pagi yang dingin dan secangkir kopi di bulan Desember
pun bersama pilu dan rindu yang tak sudah-sudah.

Desember masih datang tahun ini.

Dan secangkir kopi pahit membangunkanku dari lamunan,
tentang cerita yang dulu-dulu.

...



Rintik hujan turun semakin lekat dan pekat dengan kenangan.


...


Pagi, hujan dan secangkir kopi hangat.

Tidak ada yang terlihat kecuali jarak.
Yang panjang dan semakin panjang dan tidak terhingga dan hilang.


...


Lirih riuh hujan mendesah resah, membasahi tanah dengan kenangan dan menggenang.

Dengan dia yang melintas dibalik rinai, bergenggaman saling tersenyum.
Menghempaskan semua asa dengan mataku yang berembun.
Perlahan derai linangan mengalir deras serupa sembilu yang menghujam inti jantung.


Ini rindu yang tidak akan berlabuh dimana-mana.
Biarlah rindu sampai dibatas lelah, karam hingga ke dasar.
Menghilang menjadi buih di lautan.


Dan aku kembali ke permukaan.
Melangkah menyambut awal yang baru.
Menanti pelangi diujung cerita.


0 comments